Review Blog Kimia Terbaik : Website Kimia Terbaik Di Indonesia ( Pendatang Baru )

Review Blog Kimia Terbaik : Website Kimia Terbaik Di Indonesia ( Pendatang Baru )


Hello Sobat ! Apa kabarnya ? Tentunya kita sebagai seorang pelajar ataupun sebagai siswa yang terus haus akan berbagai informasi terkait pelajaran ataupun materi kimia,tentu membutuhkan sumber informasi atau referensi yang tepat dan padat informasi.

Kamu yang sangat hobi membaca tentu lebih suka mencari informasi melalui buku atau sumber referensi terkait. tetapi bagi kamu yang pemalas, mencari infromasi lewat internet merupakan salah satu cara yang tepat untuk mendapatkan informasi. Informasi yang kita peroleh melalui mesin pencari seperti google tentu dapat membantu kita menemukan informasi yang kita inginkan. Tetapi sayangnya saat ini informasi yang kita dapat dari google belum tentu dapat dipercaya kebenaran dan keabsahanya. Diperlukan beberapa indikator ataupun faktor-faktor terntentu untuk bisa mempercayai informasi yang beredar di internet saat ini.

Baiklah, disini saya akan merangkum dan membantu kalian para truthseekers untuk menemukan informasi dari website yang terpercaya dan dapat diandalkan, apalagi terkait dengan mata pelajaran kimia. Saat ini banyak website kimia yang beredar di internet dan tentu kalian akan bingung untuk sekadar memilah dan memilih informasi yang benar diantara ratusan website kimia tersebut. Tetapi saya akan berikan beberapa tips penting dalam menentukan dan mencari website terbaik terkait dengan sumber referensi kalian :

1. Perhatikan Domain Yang Dimiliki Website

Website yang baik tentunya memiliki domain yang berbayar, dalam istilah dunia perbloggeran dikenal dengan Top Level Domain ( TLD ). Website yang memiliki domain berbayar atau TLD tentu menunjukkan bahwa penulis atau blogger yang bersangkutan serius dalam mengelola websitenya. Selain terlihat profesional, Blog TLD juga memiliki prioritas yang lebih utama di mata google. Selain itu Blog TLD jauh lebih unggul dari segi kulitas dibandingkan website dengan domain gratisan seperti blogspot, wordpress dll.

2. Perhatikan Kualitas Artikel

Dalam dunia blogger, dikenal istilah Content Is King, Artinya Artikel adalah Segala galanya bagi sebuah website. Website yang berkualitas tentu memiliki artikel yang berkualitas pula. Bila suatu website memiliki kualitas artikel yang buruk serta pengelolaanya acak-acakan dan tak profesional, tentu kita harus menghindari website tersebut. Jadi perlu diperhatikan agar website yang kita kunjungi memiliki pengelolaan artikel yang baik serta informasi yang didapat dapat dipercaya dan merupakan sumber informasi terbaik buat kita.

3. Dapat Dipercaya

Blog yang memiliki kualitas artikel yang baik sudah pasti blog tersebut dapat dipercaya dan dapat diandalkan, salah satu blog pendatang baru yang cukup baik saat ini adalah kimiareferensi.web.id, Website ini memiliki artikel unggulan seperti

Kimia Referensi

1 . http://www.kimiareferensi.web.id/2018/12/macam-macam-sinar-radioaktif-dan.html

dan informasi hebat lainya, selamat menikmati !

Pengukuran : Penjelasan Lengkap Tentang Besaran dan Satuan Serta Dimensi


Pengukuran : Penjelasan Lengkap Tentang Besaran dan Satuan Serta Dimensi

Besaran dan Satuan 

Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta memiliki nilai besaran (besar) dan satuan. Sedangkan satuan adalah sesuatu yang dapat digunakan sebagai pembanding dalam pengukuran. Satuan Internasional (SI) merupakan satuan hasil konferensi para ilmuwan di Paris, yang membahas tentang berat dan ukuran. Berdasarkan satuannya besaran dibedakan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Selain itu, berdasarkan ada tidaknya arah, besaran juga dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran skalar dan besaran vector.

1. Besaran Pokok

Besaran pokok adalah besaran yang digunakan sebagai dasar untuk menetapkan besaran yang lain. Satuan besaran pokok disebut satuan pokok dan telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan para ilmuwan. Besaran pokok bersifat bebas, artinya tidak bergantung pada besaran pokok yang lain. Pada Tabel berikut, disajikan besaran pokok yang telah disepakati oleh para ilmuwan.



2. Besaran Turunan

Besaran turunan adalah besaran yang dapat diturunkan dari besaran pokok. Satuan besaran turunan disebut satuan turunan dan diperoleh dengan mengabungkan beberapa satuan besaran pokok. Berikut merupakan beberapa contoh besaran turunan beserta satuannya.



Dimensi 

Dimensi suatu besaran adalah cara besaran tersebut tersusun atas besaran-besaran pokoknya. Pada sistem Satuan Internasional (SI), ada tujuh besaran pokok yang berdimensi, sedangkan dua besaran pokok tambahan tidak berdimensi. Cara penulisan dimensi dari suatu besaran dinyatakan dengan lambang huruf tertentu dan diberi tanda kurung persegi.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan table berikut!


Berdasarkan Tabel , Anda dapat mencari dimensi suatu besaran yang lain dengan cara mengerjakan seperti pada perhitungan biasa. Untuk penulisan perkalian pada dimensi, biasa ditulis dengan tanda pangkat positif dan untuk pembagian biasa ditulis dengan tanda pangkat negatif.




Dimensi mempunyai dua kegunaan, yaitu untuk menentukan satuan dari suatu besaran turunan dengan cara analisis dimensional dan menunjukkan kesetaraan beberapa besaran yang sepintas tampak berbeda.

1. Analisis Dimensional

Analisis dimensional adalah suatu cara untuk menentukan satuan dari suatu besaran turunan, dengan cara memerhatikan dimensi besaran tersebut.


2. Menunjukkan Kesetaraan Beberapa Besaran

Selain digunakan untuk mencari satuan, dimensi juga dapat digunakan untuk menunjukkan kesetaraan beberapa besaran yang terlihat berbeda.

Contoh Soal

Buktikan bahwa besaran usaha (W) memiliki kesetaraan dengan besaran energi kinetik (Ek)! Diketahui :

Dimensi usaha (W)= [M] [L]2 [T]-2

Persamaan energi kinetik Ek = 1/2 mv2

Ditanyakan : Bukti kesetaraannya?

Jawab : Dimensi usaha (W) = [M] [L]2 [T]-2

Angka setengah pada persamaan energi kinetik merupakan bilangan tak berdimensi, sehingga dimensi energi kinetik menjadi sebagai berikut.

Dimensi energi kinetik (Ek) = mv2

= massa × (kecepatan)2 = [M] × {[L] [T]-1} 2

= [M] [L]2 [T]-2

Jadi, karena nilai dimensi usaha (W) dan energi kinetik (Ek) sama, maka hal ini menunjukkan bahwa besaran usaha memiliki kesetaraan dengan besaran energi kinetik.

Please Come Back !

Contoh Soal Kalor dan Perpindahanya : 15 Contoh Soal dan Pembahasanya

Contoh Soal Kalor dan Perpindahanya : 15 Contoh Soal dan Pembahasanya

1. Sebuah logam X memiliki kalor jenis sebesar 0,5 kalori/gr°C. Kemudian sesorang memanaskan logam tersebut, diketahui energy panas yang diberikan sebesar 50 kj, jika diketahui massa logam sebesar 5000 gr dan suhu logam tersebut adalah 25°C, Maka tentukanlah suhu akhir logam !

Pembahasan :

Diketahui data sebagai berikut :

Q = 50 kj = 50000 joule

M = 5000 gr = 5 Kg

T1 = 25°C

C = 0,5 kal/gr°C = 0,5 x 4200 joule = 2100 joule/kg°C

T2 = ?

Q = mc∆T

50000 = 5.2100.∆T

∆T = 50000/10500 = 4,76°C

T2 = T1 + ∆T = 25 + 4,76 = 29,76°C

2. Logam dengan massa 1000 gr dan dengan suhu 30°C diberikan panas sebesar 25 kj, jika diketahui kalor jenis logam tersebut ialah sebesar 0,1 kal/gr°C, maka tentukanlah suhu akhir logam !

Pembahasan :

Diketahui data sebagai berikut :

Q = 25 kj = 25000 joule

M = 1000 gr = 1 Kg

T1 = 30°C

C = 0,1 kal/gr°C = 0,1 x 4200 = 420 joule/kg°C

T2 = ?

Q = mc∆T

25000 = 1.420.∆T

∆T = 25000/420 = 59,20

T2 = 30 + 59,2 = 89,2°C

3. Sebuah es memiliki massa sebesar 250 gr dengan suhu sebesar -5°C dipanaskan hingga suhu 10°C. Jika diketahui kalor jenis es tersebut ialah sebesar 0,3 kal/g°C, maka tentukanlah jumlah kalor yang dibutuhkan ! ( Joule )

Pembahasan :

Diketahui datanya sebagai berikut !

M = 250 gr

T1 = -5°C

T2 = 10°C

∆T = T2 – T1 = 10 – ( -5 ) = 15°C

C = 0,3 kal/g°C

Q = ?

Q = mc∆T

Q = (250).(0,3).(15) = 1125

1 kalori = 4,2 joule

Q = 1125 x 4,2 = 4725 joule

4. Budi memanaskan es yang memiliki massa sebesar 50 kg dengan suhu -50°C, dipanaskan budi hingga suhu 50°C, jika diketahui kalor jenis es tersebut ialah 0,5 kal/g°C, maka tentukanlah jumlah kalor yang dibutuhkan !

Pembahasan :

Diketahui datanya sebagai berikut !

M = 50 kg

T1 = -50°C

T2 = 50°C

∆T = T2 – T1 = 50 – ( -50 ) = 100

C = 0,5 kal/g°C

Q = ?

Q = m.c.∆T

Q = 50.0,5.100 = 2500

1 kalori = 4,2 joule

Q = 2500 x 4,2 = 10500 joule

5. Jika kita ingin mencairkan es yang memiliki suhu 0°C dengan massa 2000 gr hingga menjadi air yang memiliki suhu 0°C, berapa banyakkah kalor yang diperlukan jika diketahui kalor jenis es adalah 0,3 kal/g°C ! kalor lebur es = 50 kal/gr

Pembahasan :

Diketahui data sebagai berikut :

M = 2000 gr

L = 50 kalori/gr

Q = ?

Q = mL = 2000.50 = 100000 kalori = 100 kkal

6. Jika diketahui 1000 gr es bersuhu 0°C ingin dicairkan hingga menjadi air bersuhu 25°C, jika kalor jenis es diketahui sebesar 0,3 kal/gr, kalor lebur es adalah 50 kal/gr, dan kalor jenis air 1 kal/gr, tentukanlah jumlah kalor yang dibutuhkan !


Pembahasan :

Diketahui datanya sebagai berikut :

M = 1000 gr = 1 Kg

C air = 1 kal/gr

L es = 50 kal/g

Suhu akhir = 25°C

Q = ?

Untuk membuat es dari suhu 0°C hingga menjadi 50°C dilakukan melalui 2 proses !

-Proses meleburkan es dari suhu 0°C menjadi air suhu 0°C, kalor yang diperlukan dinamakan Q1
Q1 = M.L es = 1000.50 = 50000 kalori

-Proses menaikkan suhu air 0°C hingga menjadi 50°C, kalor yang diperlukan dinamakan Q2
Q2 = m.C air. ∆T air = 1000.1.25 = 25000 kalori

Kalor total yang diperlukan :

Q = Q1 + Q2 = 25000 + 50000 = 75000 kalori

7. Jika diketahui 300 gr es bersuhu 0°C ingin dicairkan hingga menjadi air bersuhu 10°C, jika kalor jenis es diketahui sebesar 0,3 kal/gr, kalor lebur es adalah 50 kal/gr, dan kalor jenis air 1 kal/gr, tentukanlah jumlah kalor yang dibutuhkan !


Pembahasan :

Diketahui datanya sebagai berikut :

M = 300 gr

C air = 1 kal/gr

L es = 50 kal/g

Suhu akhir = 10°C

Q = ?

Untuk membuat es dari suhu 0°C hingga menjadi 10°C dilakukan melalui 2 proses !

-Proses meleburkan es dari suhu 0°C menjadi air suhu 0°C, kalor yang diperlukan dinamakan Q1
Q1 = M.L es = 300.50 = 15000 kalori

-Proses menaikkan suhu air 0°C hingga menjadi 50°C, kalor yang diperlukan dinamakan Q2
Q2 = m.C air. ∆T air = 300.1.10 = 3000 kalori

Kalor total yang diperlukan :

Q = Q1 + Q2 = 15000 + 3000 = 18000 kalori

8. 500 gram air memiliki suhu sebesar 50°C dicampurkan dengan 1000 gram air bersuhu 0°C. Tentukanlah suhu campuran tersebut !

Diketahui data sebagai berikut :

M1 = 500 gram

M2 = 1000 gram

∆T1 = 50-t

∆T2 = t-0

Suhu akhir = t ?

Qlepas = Qterima

M1.c1.∆T1 = m2.c2. ∆T2

500.1.( 50 – t ) = 1000.1.( t-0 )

5.1.( 50-t ) = 10.1.( t – 0 )

250 – 5t = 10t – 0

T = 200/5 = 40°C

9. 1000 gram air memiliki suhu sebesar 30°C dicampurkan dengan 1000 gram air bersuhu 10°C. Tentukanlah suhu campuran tersebut !

Diketahui data sebagai berikut :

M1 = 1000 gram

M2 = 1000 gram

∆T1 = 30-t

∆T2 = t-10

Suhu akhir = t ?

Qlepas = Qterima

M1.c1.∆T1 = m2.c2. ∆T2

1000.1.( 30 – t ) = 1000.1.( t-10 )

10.1.( 30-t ) = 10.1.( t – 10 )

300 – 10t = 10t – 100

T = 400/20 = 20°C

10. Jika kita ingin mencairkan es yang memiliki suhu 0°C dengan massa 500 gr hingga menjadi air yang memiliki suhu 0°C, berapa banyakkah kalor yang diperlukan jika diketahui kalor jenis es adalah 0,3 kal/g°C ! kalor lebur es = 50 kal/gr

Pembahasan :

Diketahui data sebagai berikut :

M = 500 gr

L = 50 kalori/gr

Q = ?

Q = mL = 500.50 = 25000 kalori = 25 kkal

11. Air bersuhu 40°C dan memiliki massa 200 g berada di dalam wadah yang terbuat dari bahan yang memiliki kalor jenis 0,4 kal/g dengan massa 400 g. Kemudian ke dalam wadah dituangkan air panas bersuhu 90°C sebanyak 1600 gr, jika diketahui kalor jenis air tersebut ialah 1 kal/g, tentukanlah suhu akhir campuran !

Diketahui data sebagai berikut :

- Air Panas :

M1 = 1600 gr
C1 = 1 kal/g

- Air Dingin

M2 = 200 gr
C1 = 1 kal/g

- Wadah

M3 = 400 g
C3 = 0,4 kal/g

Untuk mencari hasilnya kita gunakan rumus berikut :

Qlepas = Qterima

M1.c1.∆T = m2.c2.∆T + m3.c3.∆T

1600 x 1 x ( 90 – t ) = 200 x 1 ( t – 40 ) + 400 x 0,4 x (t-20 )

1600 x ( 90 – t ) = 200 x ( t-40 ) + 160 x ( t-20 )

144000 - 1600t = 200t – 8000 + 160t – 3200

1960t = 155200

T = 79,1 C

12. Air bersuhu 40°C dan memiliki massa 100 g berada di dalam wadah yang terbuat dari bahan yang memiliki kalor jenis 0,4 kal/g dengan massa 500 g. Kemudian ke dalam wadah dituangkan air panas bersuhu 90°C sebanyak 600 gr, jika diketahui kalor jenis air tersebut ialah 1 kal/g, tentukanlah suhu akhir campuran !

Diketahui data sebagai berikut :

- Air Panas :

M1 = 600 gr
C1 = 1 kal/g

- Air Dingin

M2 = 100 gr
C1 = 1 kal/g

- Wadah

M3 = 500 g
C3 = 0,4 kal/g

Untuk mencari hasilnya kita gunakan rumus berikut :

Qlepas = Qterima

M1.c1.∆T = m2.c2.∆T + m3.c3.∆T

600 x 1 x ( 90 – t ) = 100 x 1 ( t – 40 ) + 500 x 0,4 x (t-20 )

600 x ( 90 – t ) = 100 x ( t-40 ) + 200 x ( t-20 )

54000 - 600t = 100t – 4000 + 200t – 4000

900t = 62000

T = 68,8°C

13. Sebuah kotak terbuat dari bahan logam yang memiliki kalor jenis 200 J/kg, jika massa yang dimiliki wadah tersebut ialah 300 gram, maka tentukanlah kapasitas kalor dari wadah tersebut !

Jawab :

C = mc
C = 0,3 x ( 200 ) = 60 J/c

14. Sebuah kotak terbuat dari bahan logam yang memiliki kalor jenis 600 J/kg, jika massa yang dimiliki wadah tersebut ialah 800 gram, maka tentukanlah kapasitas kalor dari wadah tersebut !

Jawab :

C = mc
C = 0,6 x ( 800 ) = 480 J/c

15. Sebuah kotak terbuat dari bahan logam yang memiliki kalor jenis 1000 J/kg, jika massa yang dimiliki wadah tersebut ialah 5000 gram, maka tentukanlah kapasitas kalor dari wadah tersebut !

Jawab :

C = mc
C = 1 x ( 5000 ) = 5000 J/c

Contoh Soal Cermin Cekung dan Cermin Cembung : 12 Contoh Soal dan Pembahasanya

Contoh Soal Cermin Cekung dan Cermin Cembung : 12 Contoh Soal dan Pembahasanya


1. Sebuah apel diletakkan di depan sebuah lensa cembung yang mempunyai jarak titik fokus sejauh 6 cm. Maka tentukanlah jarak buah apel dari lensa apabila bayangan yang terbentuk terletak 12 cm di belakang lensa !


Pembahasan :

Untuk mengetahui bayangan yang terbentuk, maka kita cari dengan rumus berikut :
Diketahui datanya ialah :

F = 6 cm
S = ?

Dengan rumus lensa diperoleh jarak bendanya

1/s = 1/f – 1/s’
1/s = 1/6 – 1/12 = 2-1/12 = 1/12
S = 12/1 = 12 cm

2. Sebuah objek diletakkan di depan sebuah lensa cembung yang mempunyai jarak titik fokus sejauh 6 cm. Maka tentukanlah jarak buah apel dari lensa apabila bayangan yang terbentuk terletak 12 cm di depan lensa !


Pembahasan :

Untuk mengetahui bayangan yang terbentuk, maka kita cari dengan rumus berikut :
Diketahui datanya ialah :

F = 6 cm
S = ?

Untuk bayangan yang berada di depan lensa tentu proyeksi yang dihasilkan bersifat maya, sehingga s bertanda negative

Dengan rumus lensa diperoleh jarak bendanya

1/s = 1/f – 1/s’
1/s = 1/6 – 1/-12 = 2+1/12 = 3/12
S = 12/3 = 4 cm

3. Jika kita ingin mendapatkan bayangan yang terletak pada jarak 19 cm dibelakang lensa positif yang memiliki jarak titik api sejauh 9,5 cm maka benda tersebut harus diletakkan di depan lensa tersebut pada jarak ?

Pembahasan :

Diketahui datanya sebagai berikut :

F = 7,5 cm
S’ = 15 cm
S = ?

Kita cari dengan langkah seperti nomor 1 :

1/s = 1/f – 1/s’
1/s = 1/9,5 – 1/19 = 2-1/19 = 1/19
S = 19 cm

4. Jika kita ingin mendapatkan bayangan yang terletak pada jarak 30 cm dibelakang lensa positif yang memiliki jarak titik api sejauh 10 cm maka benda tersebut harus diletakkan di depan lensa tersebut pada jarak ?

Pembahasan :

Diketahui datanya sebagai berikut :

F = 10 cm
S’ = 30 cm
S = ?

Kita cari dengan langkah seperti nomor 1 :

1/s = 1/f – 1/s’
1/s = 1/10 – 1/30 = 3-1/30 = 2/30
S = 15 cm

5.Sebuah benda diletakkan sejauh 54 cm dari sebuah lensa cembung.Kemudian sebuah layar ditempatkan di belakang lensa cembung tersebut. Diketahui bahwa jarak fokus dari lensa cembung tersebut ialah 9 cm. Bila bayangan yang dihasilkan nyata dan tepat pada layar, maka tentukan jarak antara lensa dengan layar !

Pembahasan :

Diketahui data sebagai berikut :

S = 54 cm
F = 9 cm

Jarak antara lensa dengan layar artinya kita mencari jarak bayangan atau s’

S’ =
1/s’ = 1/f – 1/s
1/s’ = 1/9 – 1/54 = 6-1/54
S = 54/5 = 10,8 cm

6.Sebuah benda diletakkan sejauh 72 cm dari sebuah lensa cembung.Kemudian sebuah layar ditempatkan di belakang lensa cembung tersebut. Diketahui bahwa jarak fokus dari lensa cembung tersebut ialah 8 cm. Bila bayangan yang dihasilkan nyata dan tepat pada layar, maka tentukan jarak antara lensa dengan layar !

Pembahasan :

Diketahui data sebagai berikut :

S = 72 cm
F = 8 cm

Jarak antara lensa dengan layar artinya kita mencari jarak bayangan atau s’
S’ =

1/s’ = 1/f – 1/s
1/s’ = 1/8 – 1/72 = 9-1/72
S = 72/8 = 9 cm

7. Suatu benda memiliki bayangan yang terbentuk pada jarak 2 meter dibelakang lensa yang memiliki kekuatan 10 dioptri, letak bendanya terhadap lensa tersebut adalah…

Pembahasan :

Bila diketahui datanya :

S’ = 2 m = 200 cm
P = 10 dioptri
S = ?

Fokus lensa diperoleh dari kuat lensanya :

F = 1/p
F = 1/10 meter = 10 cm

Jarak benda dari lensa dengan demikian adalah :

1/s = 1/f – 1/s’
1/s = 1/10 – 1/200 = 19/200
S = 200/19 = 10,5

8. Suatu benda memiliki bayangan yang terbentuk pada jarak 1 meter dibelakang lensa yang memiliki kekuatan 5 dioptri, letak bendanya terhadap lensa tersebut adalah…

Pembahasan :

Bila diketahui datanya :

S’ = 1 m = 100 cm
P = 5 dioptri
S = ?

Fokus lensa diperoleh dari kuat lensanya :

F = 1/p
F = 1/5 meter = 20 cm

Jarak benda dari lensa dengan demikian adalah :

1/s = 1/f – 1/s’
1/s = 1/20 – 1/100 = 4/100
S = 100/4 = 25 cm = 0,25 m

9. Sebuah benda memiliki tinggi 0,15 m berada pada jarak 150 cm dari lensa cembung dengan jarak fokus 50 cm. Maka carilah tinggi bayangan benda tersebut !

Pembahasan :

Diketahui data sebagai beikut :

h = 0,15 m = 15 cm
s = 150 cm
f = 50 cm
h’ =

Tentukan jarak bayangan terlebih dahulu, baru bisa mencari tinggi bayangan !


1/s’ = 1/f – 1/s
1/s’ = 1/50 – 1/150 = 3-1/150
S’ = 150/2 = 75 cm
H’ = s’/s x h = 75/50 x 15 = 22,5 cm

10. Sebuah benda memiliki tinggi 0,20 m berada pada jarak 180 cm dari lensa cembung dengan jarak fokus 30 cm. Maka carilah tinggi bayangan benda tersebut !

Pembahasan :

Diketahui data sebagai beikut :

h = 0,2 m = 20 cm
s = 180 cm
f = 30 cm
h’ =

Tentukan jarak bayangan terlebih dahulu, baru bisa mencari tinggi bayangan !


1/s’ = 1/f – 1/s
1/s’ = 1/30 – 1/180 = 6-1/180
S’ = 180/5 = 36 cm
H’ = s’/s x h = 36/40 x 20 = 18 cm

11. Sebuah benda diletakkan pada sebuah lensa pada jarak 50 cm, bayangan yang terbentuk bersifat maya sejauh 100 cm dari lensa. Maka tentukan besar kuat lensa tadi !

Pembahasan :

Untuk mencari kuat lensa kita gunakan rumus berikut :

s = 50 cm
s’ = -100 cm
P = ?
1/f = 1/s + 1/s’
1/f = 1/50 + 1/(-100) = 2-1/100 = 1/100
F = 100 cm = 1 m
P = 1/f = 1/1 = 1 D

12. Sebuah benda diletakkan pada sebuah \lensa pada jarak 50 cm, bayangan yang terbentuk bersifat maya sejauh 100 cm dari lensa. Maka tentukan besar kuat lensa tadi !

Pembahasan :

Untuk mencari kuat lensa kita gunakan rumus berikut :

s = 50 cm
s’ = -100 cm
P = ?
1/f = 1/s + 1/s’
1/f = 1/50 + 1/(-100) = 2-1/100 = 1/100
F = 100 cm = 1 m
P = 1/f = 1/1 = 1 D

Contoh Soal Teropong : 12 Contoh Soal dan Pembahasanya

Contoh Soal Teropong : 12 Contoh Soal dan Pembahasanya

Pada postingan kali ini kita akan mempelajari dan mengerjakan mengenai contoh soal tentang Teropong yang mana di postingan ini terdapat 12 contoh soal yang dapat kamu kerjakan dan bahas, Selamat Mengerjakan !

1. Sebuah teropong bintang memiliki perbesaran anguler sebesar 30 kali. Bila diketahui jarak titik api objektifnya ialah sebesar 90 cm , maka berapakah panjang teropong tersebut…

Pembahasan :

Nah, untuk mencari panjang teropong, terlebih dahulu kita harus ketahui rumus berikut ini !


M = fob/fok d = fob + fok

Dimana :

M = Perbesaran Anguler
Fob = Jarak titik api objektif
Fok = Jarak fokus okuler
d = Panjang teropong

Maka kita masukkan datanya, jadinya begini :

M = fob/fok
30 = 90/fok
Fok = 90/30 = 3 cm
d = 90 + 3 = 93 cm

2. Sebuah teropong bintang memiliki perbesaran anguler sebesar 60 kali. Bila diketahui jarak titik api objektifnya ialah sebesar 300 cm , maka berapakah panjang teropong tersebut…

Pembahasan :

Nah, untuk mencari panjang teropong, terlebih dahulu kita harus ketahui rumus berikut ini !


M = fob/fok d = fob + fok

Dimana :

M = Perbesaran Anguler
Fob = Jarak titik api objektif
Fok = Jarak fokus okuler
d = Panjang teropong

Maka kita masukkan datanya, jadinya begini :

M = fob/fok
60 = 300/fok
Fok = 300/60 = 5 cm
d = 300 + 5 = 5 cm

3. Budi memiliki sebuah teropong bintang yang mempunyai jarak fokus objektif sebesar 240 cm dengan jarak fokus okuler sebesar 12 cm. Budi penasaran dengan berapakah perbesaran sudut teropong yang dihasilkan bila dianggap mata tidak berakomodasi ! Bantulah budi untuk mencari perbesaran sudut teropongnya !


Pembahasan :

Untuk mencari perbesaran sudut teropong, kita dapat mencarinya dengan rumus berikut :

M = fob/fok
M = 240/12
M = 20 kali

4. Carilah perbesaran anguler sebuah teropong dengan jarak fokus obyektif sebesar 320 cm dan jarak fokus okuler 4 cm !

Pembahasan :

Sama seperti soal sebelumnya, kita gunakan rumus berikut :

M = fob/fok
M = 320/4
M = 80 kali

5. Budi sangat mencintai dunia astronomi, budi mencoba untuk mengamati bintang dan pada teropongnya dihasilkan perbesaran anguler sebesar 60 kali. Jika jarak fokus objektif pada teropong budi diketahui sebesar 300 cm, maka tentukanlah jarak antara lensa objektif dan lensa okuler teropong tersebut !

Pembahasan :

Untuk menentukan jarak antara lensa objektif dan lensa okuler, maka kita cari dengan menggunakan rumus berikut :

M = fob/fok
60 = 300/fok
Fok = 300/60
Fok = 5 cm

Kemudian

d = fob + fok
d = 300 + 5 = 305 cm

6. Hitunglah jarak antara lensa objektif dan lensa okuler dari sebuah teropong bintang yang mempunyai perbesaran anguler sebesar 20 kali bila diketahui jarak fokus objektif pada teropong tersebut sebesar 600 cm !

Pembahasan :

Untuk menentukan jarak antara lensa objektif dan lensa okuler, maka kita cari dengan menggunakan rumus berikut :

M = fob/fok
20 = 600/fok
Fok = 600/20
Fok = 30 cm

Kemudian

d = fob + fok
d = 600 + 30 = 630 cm

7. Di laboratorium fisika, terdapat sebuah teropong bintang yang mempunyai jarak fokus objektif sebesar 105 cm dengan jarak fokus okuler sebesar 15 cm. Maka tentukanlah perbesaran sudut terhadap mata berakomodasi pada jarak 50 cm !

Pembahasan :

Perbesaran sudut pada mata berakomodasi dapat kita ketahui dari rumus berikut :

M = Fob/Sok

Maka kita tentukan dulu jarak bayangan dari lensa okuler :

1/fok = 1/sok + 1/s’ok
1/15 = 1/sok + 1/-50
1/15 + 1/50 = 1/sok
10/150 + 3/150 = 1/sok
1/sok = 13/150
Sok = 150/13 cm

Jadi perbesaranya :

M = fob/sok = 105/150/13
M = 105 x 13/150 = 9 kali

8. Sebuah teropong bintang mempunyai jarak fokus lensa objektif sebesar 50 cm dan jarak fokus okuler sebesar 10 cm. Tentukanlah perbesaran sudut teropong bintang bila diamati oleh mata berakomodasi pada jarak 15 cm !

Pembahasan :

Perbesaran sudut pada mata berakomodasi dapat kita ketahui dari rumus berikut :

M = Fob/Sok

Maka kita tentukan dulu jarak bayangan dari lensa okuler :

1/fok = 1/sok + 1/s’ok
1/10 = 1/sok + 1/-15
1/10 + 1/15 = 1/sok
3/30 + 2/30 = 1/sok
1/sok = 5/30
Sok = 30/5 cm

Jadi perbesaranya :

M = fob/sok = 50/30/5
M = 50 x 5/30 = 8 kali

9 Hitunglah panjang sebuah teropong yang memiliki jarak fokus lensa objektif 90 cm dan jarak fokus lensa okuler 15 cm, bila mata berakomodasi sebesar 25 cm !

Pembahasan :

Untuk mengetahui panjang teropong kita gunakan rumus berikut :

d = fob + sok

Maka kita tentukan dulu nilai sok nya :

1/fok = 1/sok + 1/s’ok
1/15 = 1/sok +1/-25
1/15 + 1/25 = 1/sok
5/75 + 3/75 = 1/sok
8/75 = 1/sok
Sok = 75/8

Jadi panjang teropong

d = fob + sok
d = 90 + 75/8
d = 90 + 9,3
d = 99,3 cm

10. Hitunglah panjang sebuah teropong yang memiliki jarak fokus lensa objektif 100 cm dan jarak fokus lensa okuler 25 cm, bila mata berakomodasi sebesar 10 cm !

Pembahasan :

Untuk mengetahui panjang teropong kita gunakan rumus berikut :

d = fob + sok

Maka kita tentukan dulu nilai sok nya :

1/fok = 1/sok + 1/s’ok
1/25 = 1/sok +1/-10
1/25 + 1/10 = 1/sok
2/50 + 5/50 = 1/sok
7/50 = 1/sok
Sok = 50/7

Jadi panjang teropong

d = fob + sok
d = 100 + 50/7
d = 100 + 7
d = 107 cm

11. Setelah diteliti oleh budi, ternyata teropong bintangnya memiliki panjang fokus lensa okuler sebesar 25 cm. Saat ia meneropong bintang,terlihat bahwa jarak antara lensa objektif dan lensa okuler sebesar 750 cm. Jika budi menginginkan teropongnya mempunyai perbesaran sebesar 250 kali, maka lensa okulernya harus diganti dengan okuler lain dengan panjang fokus :

Pembahasan :

Teropong bintang
fok = 25 cm
d = 750 cm

Dicari dulu panjang fokus lensa obyektif:
fob = d − fok
fob = 750 cm − 25 cm = 725 cm

Diinginkan perbesaran sudut (M) nya 250 kali, dengan fokus lensa okuler yang diganti,
M = fob / fok
fok = fob / M
fok = 725 / 250 = 2,88 cm

12. Setelah diteliti oleh budi, ternyata teropong bintangnya memiliki panjang fokus lensa okuler sebesar 5 cm. Saat ia meneropong bintang,terlihat bahwa jarak antara lensa objektif dan lensa okuler sebesar 250 cm. Jika budi menginginkan teropongnya mempunyai perbesaran sebesar 10 kali, maka lensa okulernya harus diganti dengan okuler lain dengan panjang fokus :

Pembahasan :

Teropong bintang
fok = 5 cm
d = 250 cm

Dicari dulu panjang fokus lensa obyektif:
fob = d − fok
fob = 250 cm − 5 cm = 245 cm

Diinginkan perbesaran sudut (M) nya 250 kali, dengan fokus lensa okuler yang diganti,
M = fob / fok
fok = fob / M
fok = 245 / 10 = 24,5 cm